Sekolah Hebat Berprestasi
THE GUARDIAN OF EVEXIA
Oleh
Maesuro Amalia
Siswi SMA Negeri 1 Terara
Hari sudah mulai gelap, tetapi hujan deras yang membasahi kota membuat gadis itu belum bisa pulang.
Nama gadis itu adalah Ratni. Saat ini ia sedang berada di ruang kelas yang berada di lantai dua sekolahnya. Suasana kelasnya sangat hening, hanya terdengar suara hujan yang jatuh menimpa bumi. Tidak ada suara lain yang menginterupsi, karena saat ini hanya dia seorang yang duduk termangu di kelas yang hening itu. HP-nya sudah mati sedari tadi, membuatnya tidak bisa memesan taksi online dan sejenisnya. Dia biasanya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, tetapi sialnya hari ini dia lupa untuk membawa payung. Salahkan dirinya yang bangun terlambat tadi pagi, sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menunggu hujannya reda.
Untuk menghilangkan rasa bosan yang menghantui, Ratni memilih untuk membaca novel yang dibelinya kemarin. Novel itu memiliki sampul yang menarik, terdapat ukiran lembah yang mengapit sebuah kerajaan dan seekor naga yang tertidur dibagian tengahnya, ditambah dengan warna hijau tua yang mendominasi membuat novel itu terkesan misterius.
Novel yang berjudul “The Guardian Of Evexia”, merupakan novel bergenre fantasi. ——Bercerita tentang sebuah kerajaan bernama Evexia yang dihuni oleh Klan Archaios. Diceritakan bahwa Klan Archaios adalah klan yang bisa menggunakan kekuatan sihir. Ada 5 macam elemen sihir yang dapat digunakan oleh Klan Archaios, yaitu elemen angin, api, air, tanah, dan cahaya. Tetapi, dipercaya bahwa yang bisa menggunakan sihir berelemen cahaya hanyalah seekor naga bernama Fosgard atau yang lebih dikenal dengan sebutan “The Guardian Of Evexia”.
Fosgard, The Guardian of Evexia, adalah seekor naga yang dianggap sebagai dewa oleh bangsa Evexia. Elemen cahaya yang dimiliki Fosgard dipercaya memiliki kekuatan yang bisa membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa Evexia, selain itu, Fosgard juga dikaruniai dengan kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Namun karena kekuatan itulah Fosgard banyak diburu oleh klan lain.
Hari itu, festival kembang api diadakan secara meriah di kerajaan Evexia untuk merayakan hasil panen tahun ini. Namun bukannya berakhir dengan kesenangan, festival tersebut berakhir dengan sangat tragis. Kerajaan Evexia diserbu oleh aliansi negara lain. Kecemburuan mereka terhadap kesejahteraan yang dimiliki kerajaan Evexia membuat mereka merencanakan pembunuhan Fosgard sejak dulu. Sebab, mereka merasa Klan Archaios tidak pantas untuk mendapatkannya.
Sebelum Fosgard terlahir, Klan Archaios yang menghuni kerajaan Evexia dikenal sebagai klan yang haus akan kekuasaan. Karena kekuatan sihir yang dimiliki, Klan Archaios sering membunuh sesamanya. Tidak hanya itu, Klan Archaios juga suka memburu klan lain hanya untuk menunjukkan kehebatan mereka. Oleh karena itu, Klan Archaios dibenci oleh banyak klan lain. Namun semua itu berubah semenjak Fosgard terlahir. Klan Archaios menjadi orang-orang yang penurut terhadap apa yang Fosgard katakan, sehingga mereka bisa mendirikan kerajaan yang damai dan sejahtera bernama Evexia.
Sayangnya, pada penyerbuan kali ini Fosgard tidak dapat diselamatkan. Aliansi yang terdiri dari beberapa negara tersebut berhasil mengalahkan Klan Archaios. Tetapi sebelum mereka menyadarinya, Cristal Magic, yang menjadi sumber kekuatan Fosgard berhasil diselamatkan oleh seorang ksatria Evexia. Ksatria tersebut bernama Hiros. Dengan adanya Cristal Magic di tangan Hiros bukan tidak mungkin untuk membangkitkan Fosgard kembali.
Beberapa tahun setelah kejadian itu, kerajaan Evexia sudah hancur dan terpecah-belah. Hal ini karena sifat asli mereka sudah kembali. Dengan tidak adanya Fosgard The Guardian Of Evexia, mereka bukan lagi klan yang akur.
Selama itu juga Hiros mencari dan mempelajari cara untuk mengembalikan Fosgard.——
Huh—tidak terasa waktu sudah berjalan dengan cepat. Hujan sudah berhenti. Sekarang waktunya untuk Ratni pulang.
Sembari menelusuri jalan pulang, Ratni terus dihantui oleh cerita novel yang dia baca tadi. Ratni tidak sabar untuk sampai rumah dan melanjutkan cerita yang tadi.
Setelah membersihkan diri, Ratni memposisikan diri di atas tempat tidur dengan posisi paling nyaman dan melanjutkan membaca novel.
—Setelah bertahun-tahun akhirnya Hiros menemukan cara untuk membangkitkan Fosgard-
Setelah kalimat itu dibaca oleh Ratni, dia pun memejamkan mata dan tertidur dengan pulasnya. Berpikir bahwa besok dia akan bangun dengan keadaan yang lebih segar.
-“Tidak. Tunggu. Dimana ini?” Tanya Ratni bermonolog pada dirinya sendiri setelah merasa aneh dengan keadaannya. Tempat tidurnya yang empuk berganti dengan lantai yang dingin. Udara kamarnya yang lumayan hangat berganti dengan udara yang dingin. Karena kondisinya sudah tidak nyaman lagi Ratni terpaksa untuk membuka matanya.
Hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit bangunan yang sangat megah dan dipenuhi oleh lukisan. Lalu Ratni mengedarkan pandangannya ke arah lain. Bangunan ini sangat luas dan megah. Lantainya adalah lantai marmer. Selain itu ruangan ini juga dikelilingi oleh pilar-pilar yang kokoh dengan ukiran yang unik.
“Akhirnya kau tersadar juga. Tertidur disini selama tiga hari menandakan bahwa kau memang makhluk yang lemah”, suara berat yang datar masuk ke indra pendengaran Ratni.
Tertidur selama tiga hari? Yang benar saja! Ratni merasa tidak pernah tidur selama itu. Mungkin orang ini hanya mengada-ngada.
“Siapa kau? dan dimana ini?”, Ratni mencoba mencari informasi dari orang yang berada dihadapannya.
Dari suaranya Ratni bisa menyimpulkan bahwa orang dihadapannya ini berjenis kelamin laki-laki.
Tingginya sekitar 190-an. Tatapannya sangat tajam dihiasi dengan iris berwarna emerald. Dan jangan lupakan rambutnya—Rambutnya sangat panjang dan lurus, dengan warna perak yang mengkilap membuatnya terlihat kontras dengan warna kulit kecoklatannya. Tetapi, sebuah tanduk yang berada di sebelah kiri dahinya menandakan bahwa dia bukanlah manusia biasa, atau mungkin dia memang bukan manusia.
Dengan tatapan yang sama si iris emerald berjalan mendekati Ratni.
“Namaku adalah Hiros. Kau aku panggil kesini untuk membantuku membangkitkan Fosgard”, si iris Emerald mengucapkannya tanpa keraguan sedikitpun.
Hiros? Fosgard? The Guardian Of Evexia—SIAL. Apakah dia sedang bermimpi? Masuk ke dalam dunia novel yang baru saja ia baca terdengar sangat konyol dan….mustahil.
Ratni menepuk-nepuk pipinya dengan keras untuk meyakinkan dirinya bahwa ini semua hanyalah mimpi. Dan sialnya lagi tepukannya terasa sakit. Rasanya Ratni ingin menangis.
“Hiros apakah kau adalah Klan Archaios yang menjadi ksatria di kerajaan Evexia?”, sembari mengusap pipinya Ratni ingin memastikan lebih lanjut bahwa ini bukanlah mimpi semata.
“Itu dulu. Sekarang kerajaan Evexia sudah tidak ada lagi. Klan Archaios sudah terpecah belah, entah itu untuk mencari kekuatan ataupun untuk menghindar dari para aliansi”
“Para aliansi juga mengincar Klan Archaios? Bagaimana bisa, bukankah mereka tidak bisa menggunakan kekuatan sihir”.
Setidaknya itu yang Ratni baca dalam novelnya.
“Para aliansi sudah merencakan ini sejak ratusan tahun lalu, rencana mereka sudah tersusun dengan sempurna. Ditambah dengan bantuan dari iblis dunia bawah, tidak mustahil bagi mereka untuk memusnahkan Klan Archaios”. Tatapan si iris Emerald sedikit berubah, tatapannya seakan mengharapkan sesuatu.
“Aku sudah mengatakan ini sebelumnya tapi aku akan mengulanginya lagi. Aku memanggilmu ke sini untuk membantuku membangkitkan Fosgard. Aku harap kau bersedia, walaupun kau tidak bersedia aku akan tetap memaksa. Jadi tidak ada pilihan untukmu”.
Tch. Benar-benar tidak ada manisnya.
“Apa yang bisa aku lakukan? dan bagaimana caramu melakukannya?”
“Kau akan kujadikan sebagai wadah. Untuk melakukannya kita harus bisa melakukan ritual pemindahan pada bulan purnama. Aku sudah menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan. Yang kau lakukan sekarang hanya menunggu sampai saat itu tiba”. Iris Emerald itu menatap lekat pada gadis dihadapannya.
Menghela napas dengan lelah. Ratni mencoba untuk mencerna semua hal yang terjadi.
“Apa yang akan terjadi padaku jika aku berhasil menjadi wadah Fosgard?”
“Kau akan tetap hidup. Kau akan hidup bersama Fosgard yang menjadi bagian dari dirimu. Jika kau beruntung, kau bisa berubah menjadi naga. Lalu, Klan Archaios akan menganggapmu sebagai dewa. Dan kau akan tetap menjadi buronan para aliansi”. Menghela napas sebentar, Hiros pun melanjutkan, “Tentu saja berbagi tubuh dengan Fosgard bukan sesuatu yang mudah. Itu sebabnya aku memanggil makhluk lemah seperti mu untuk dijadikan wadah karena dari awal kau tidak memiliki kekuatan yang akan menolak Kekuatan Fosgard”.
Si iris Emerald pun melanjutkan, “Kenapa? Apakah setelah mendengar penjelasanku kau akan merengek untuk dikembalikan ke tempat asalmu?”.
Termenung sebentar. Kilasan-kilasan ketika ia berada di dunianya terlintas bagikan kepingan kaset yang diputar kembali. Ratni sekarang sadar satu hal. Bahwa dulu di dunianya dia selalu sendiri.
Dibesarkan disebuah panti asuhan membuat Ratni tumbuh menjadi pribadi yang pendiam dan tidak suka bergaul. Kerabatnya lebih memilih untuk membuangnya ke panti asuhan daripada mengasuhnya di rumah. Meskipun sekarang mereka selalu mengirimkannya uang bulanan. Tapi bagi Ratni semua itu terdengar sebagai omong kosong, mengingat yang selalu mereka ingingkan hanyalah warisan ayahnya saja.
Menatap iris Emerald itu tanpa keraguan, Ratni pun menjawab, “Tidak, aku tidak ingin kembali. Jadikan aku sebagai wadah, akanku terima semua resikonya”, Ratni mengucapkannya dengan lantang dan penuh percaya diri.
Menatap Ratni sebentar. Lalu, berjalan berbalik arah. Sebelum menghilang, Hiros menengok lagi ke arah Ratni dengan satu sisi bibir terangkat. “Pilihan yang bagus”.
Tepat sebelum menghilang entah kemana, Hiros berpesan kepada Ratni, “Aku akan kembali. Jangan kemana-mana. Apapun yang terjadi tetaplah diam di tempat ini”.
Duduk sendirian di bangunan yang luas ini membuat Ratni memikirkan tentang banyak hal. Ratni tidak peduli apa yang dilakukannya benar atau tidak, karena benar atau salah itu tergantung dari sisi mana orang menilai. Yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah ia akan menyesal nantinya?.
Setelah Ratni menghabiskan waktu dengan mengelilingi bangunan yang megah itu, Hiros kembali dengan membawa makanan dan baju untuk Ratni.
“Kau harus mengganti pakaian mu, dan ini makanan untukmu jika kau lapar”.
Wajar saja jika Hiros menyuruhnya mengganti pakaian. Pasalnya sampai saat ini Ratni masih memakai pakaian tidurnya. Tch. Sangat tidak manis.
Pakaian yang Hiros bawakan sangat pas untuk Ratni. Dress berwarna perak dengan model V-neck, terlihat simpel tapi elegan. Ratni menyukainya.
Ratni dan Hiros saat ini sudah duduk berhadapan.
“Ada yang ingin aku sampaikan padamu”, suaranya yang berat dan rendah kadang membuat Ratni merinding.
“Apa itu?”
“Para Aliansi sudah tau tentang ritual yang akan kita laksanakan. Lalu, mereka sudah bersiap-siap untuk datang dan menghancurkan semuanya”, masih dengan intonasi yang sama. Ratni tidak mengerti apakah Hiros sedang marah atau kecewa. Ekspresi dan suaranya tidak pernah berubah, selalu datar.
“Tidak. Lalu apa yang harus kita lakukan?”, ekspresi panik begitu kentara diperlihatkan oleh Ratni.
“Bisakah kau tenang? Dengarkan aku dulu. Sebelum aku selesai kau tidak boleh berbicara!”
Ratni pun mengangguk dengan cepat. Lupakan kalimat dia sebelumnya. Dia tidak ingin melihat Hiros marah.
“Ketika para Aliansi sampai disini sudah tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Tetapi, masih ada harapan bagi Fosgard untuk tetap hidup. Jika Cristal Magic tetap ditangan yang tepat, sampai kapan pun Fosgard akan tetap hidup. Aku sudah membuat Cristal Magic menjadi sebuah kalung. Kau akan memakai kalung itu dan membawanya pulang bersamamu”.
Mendengar pernyataan Hiros Ratni menggelangkan kepalanya berkali-kali.
“Aku belum selesai bicara”, sebelum Ratni menginterupsinya Hiros melanjutkan. “Untuk menghadapi pasukan aliansi aku mungkin masih bisa bertahan sendiri. Tapi sekarang ada kau disini. Aku tidak bisa melindungimu. Kau juga tidak punya kekuatan sihir. Karena itulah aku lebih memilih untuk mengembalikanmu bersama dengan kalung itu. Kau harus menjaga kalung itu sampai aku memanggilmu kembali suatu saat nanti. Aku percayakan Fosgard padamu”
“Bagaimana jika aku tidak bisa memenuhi kepercayaanmu? Tidak Hiros aku tidak bisa melakukan ini”, dengan air mata menetes Ratni mencoba untuk meyakinkan Hiros.
“Kau harus bisa. Hanya kau satu-satunya yang bisa melakukannya”, perkataan Hiros tidak bisa dibantah lagi.
Dengan perlahan Hiros mengeluarkan sesuatu dari bajunya. Hiros membukanya dengan hati-hati seakan barang itu adalah kaca yang rapuh. Ratni melihatnya dengan sangat takjub. Kalung itu memiliki rantai berwarna silver yang mengkilap, lalu ditengahnya terdapat sebuah berlian yang lumayan besar berwarna Emerald, warna yang cantik. Ratni yakin berlian itu pasti Cristal magic Fosgard.
Hiros meminta Ratni mendekat untuk memasangkan kalung itu kepadanya. Sempurna. Kalung itu bertengger dengan sangat cantik di leher Ratni.
“Sekarang sudah waktunya, kau harus bersiap siap untuk pulang”
Dengan berat hati Ratni mengikuti Hiros berjalan menujur altar.
“Kau harus menjaga kalung itu seakan-akan itu adalah nyawamu. Tunggulah sampai aku memanggilmu lagi”, kali ini si iris emerald menatapnya dengan tatapan intens.
“Iyaaa Tuan Hiros saya mengerti. Dan kau jangan lupa akan janjimu, aku akan menunggumu”, kali ini bukan dengan tangisan, tapi Ratni membalasnya dengan senyuman yang tulus.
Itu adalah kalimat terakhir mereka sebelum melaksanakan ritual kepulangan Ratni.
Sesaat sebelum ritual selesai, para aliansi sudah datang menyerbu bangunan itu. Ratni hanya bisa terdiam menyaksikan Hiros. Rasanya dia ingin berteriak. Tetapi tidak bisa karena sekarang dia sudah menghilang dari tatapan Hiros.
“TIDAK!!! Huh-huh-huh HIROS KAU HARUS TETAP HIDUP”, terbangun dengan napas tersenggal dan diikuti oleh tangisan. Setelah tersadar Ratni langsung mengecek lehernya. Kalung itu masih berada di situ, dengan keadaan utuh.
Sekarang Ratni sudah kembali ke kamarnya. Mencoba berdamai dengan apa yang telah terjadi. Sekarang Ratni sudah menjalani kehidupannya seperti biasa. Tetapi, kesehariannya selalu dipenuhi harapan.
Ratni sudah berjanji kepada Hiros, dia akan selalu berusaha untuk menjaga kepercayaannya. Karena Ratni juga percaya kepada Hiros.
“Aku akan menunggumu tuan Hiros”.
Komentar (0)