Sekolah Hebat Berprestasi
SERPIHAN MEMORI
Oleh
Baiq Erika Dwi Yanti
Siswi SMA Negeri 1 Terara
Jarum jam terus berputar. Tatapan Anna masih foukus mendengar penjelasan dosen yang terus berbicara di depan, sudah 3 tahun dia menjadi mahasiswi dan menjalani kehidupan perkulihan yang sagat amat padat. Anna kuliah di salah satu universitas negri jurusan ekonomi , awalnya orang tua anna ingin dia menjadi dokter tapi anna menolak dia tak ada keinginan mengambil kedokteran, seseorang juga bilang ‘lakukan apa yang kamu suka’ dan kata-kata itu terus membekas pada hati anna
“wah lama banget selesai kelasnya” keluh anes, sebari mengemasi barangnya yang masih berserakan di meja, mereka berdua keluar kelas dan menuju kantin sesuai permintaan lea yang sudah ribut mengirimi mereka pesan sendari tadi. Anes dan lea adalah teman dekat Anna dari awal menjadi maba hingga sekarang, mereka bertemu saat ospek anes mengambil jurusan ekonomi sama dengan anna sedangkan lea mengambil jurusn seni.
Setalah sampai kantin Mereka berdua sibuk mencari dimana keberadaan lea, setalah menyisir sudut demi sudut kantin ahirnya mereka menemukan lea yang sedang sibuk bermain ponsel di pojok kantin dengan makanan yang sudah merek pesan lebih dulu untuk lea belikan
“Lea….” Panggil anes yang lansung menyadakan lea dari aktivitas bermain ponselnya
“Hey kalian kok lama bnget kelasnya”
“Yahh.. dosennya lagi rajin” sahut anes
“Oh iya na… nih uang yang aku pinjem kemarin”
“Ehh..kenapa nggak di transfer aja lea”
“Hehe….takut lupa”
“anna itu kamu? Trus cowok yang di sebelahnya siapa?” Tanya anes penasaran karane melihat poto kecil yang tersisip pada dompet anna, anna dengan cepat menutup dompetnya
“ihh coba liat dong, sama temen sendiri nggak boleh pelit” lea juga ikut penasaran, setahu mereka berdua anna tidak pernah dekat dengan cowok selama mereka berteman , tapi siapa yang ada di foto itu
“Yaudah nihh….”
“Ini kamu naa kok beda banget?”mereka berdua heran melihat senyum ceria yang jarang di perlihtkan oleh anna, mereka berdua itu hanya tau anna adalah orang yang serius.
“Trus cowok yang di samping kamu siapa?” Tanya mereka lagi
“Dia salah satu orang yang paling special dalam hidup aku” lea dan anes yang mendengar itu terkejut karna tak menyangka orang seperti anna pernah dekat dengan seorang cowok dan bahkan menganggapnya sebagai orang special dalam hidupnya.
…..
Namanya sean dulu dia adalah cowok yang paling terkenal disekolah anna, buakan hanya murid tapi semua gurupun kenal dengan sean karna dia itu cowok yang paling pintar, bukan hanya pintar tapi dia juga tampan namun sean dalah tipe orang yang sering menyndiri dan sulit didekti, dia juga tidak bergaul hingga tidak banyak mempunyai teman
Hari itu adalah hari pertama anna masuk sekolah setelah libur semester 2, tapi karana terbiasa tidur larut malam ahirnya dia terlambat datang kesekolah. Dan saat sampai di kelas semua bangku telah terisi penuh kecuali satu bangku paling pojok belakang. Anna tidak masalah duduk paling belakang tapi untuk duduk dengan orang yang ada di sebelahnya rasanya dia tak bisa, ya orang yang duduk di bangku belakang dan menjadi teman sebangku anna selama setahun adalah sean, anna tidak tahu dia bermimpi apa semalam hingga harus duduk dengan seorang sean.
“Ema..sela, kita duduk betiga ya…” anna memohon pada dua temannya itu
“Mana bisa, lagian udah tau sekolah masih aja begadang nonton kpop”
“Udah sekarang nikmati aja, haha”
“Emang bener deh temen ga ada yang setia kalau lagi susah” ema dan sela hanya tertawa mendengar cercolan anna
Anna menarik bangku itu perlahan meletkan tasnya dan duduk, keheningan terjadi diantara mereka berdua. Tidak ada yang membuka percakapan, karna tidak tahan ahirnya anna berinisiatip memperkenalkan dirinya pada sean
“Hai, aku anna dulu kita pernah satu eskul mungkin kamu ga tau aku jadi..”
“Berisik, bisa diem aja ga?” kesan pertama yang anna lihat dari sean memang tak jauh beda dari rumornya.
“Huff, anna kamu itu baik banget ya walau udah tau dia orang yang kayak gitu tetap aja di ajak kenalan” lirih anna pelan.
“ Udah aku bilang jangan ajak aku ngomong” bentak sean lagi
“ummm, tapi aku gak ngomong sama kamu aku ngomong sama adiri aku sendiri” sean membuang mukan terliat wajahnya memerah karna malu, anna yang meihat itu hanya tersenyum kecil ‘dia malu?’ Tanya anna dalam hati, entah kenapa dia berpikir sean bukan orang yang seperti dibicarakan
….
Tringg…. Tring…….
“baiklah pelajaran hari ini sudah selesai,jangan lupa kerjakan tugas kelompok kalian ya, kerjakannya dengan teman sebangku kalian” anna yang sendari tadi sibuk menulis terkejut, karan dia terlebih dahulu merencanakan mengerjakan tuga kelompok bersama dengan ema dan sela kemarin. Yah meski ujung – ujungnya dengan sean lagi, sekarang anna sudah lumayan dekat dengan sean karna beberap bulan ini banyak tugas kelompok dan kebetulan dia sering satu kelompok dengan sean, terkadang anna juga sering mengajak ngobrol dan mengangu sean walaupun nantinya akan di marah sean.
“Seannn…. Karna kita udah sering kerja kelompok di rumah aku gimana kalo tugas kelomok sekarang ngerjainnya di rumah kamu aja?, kebetulan di ruma aku ada arisan” anna hanya beralasan saja karna selama ada tugas mereka hanya mengerjakannya di rumah anna ,anna juga penasaan dimana rumah sean
“Kerjain di sekolah aja”
“Tapi aku ada eskul jaid ga bisa” sebenarnya ini hanya alasan anna supaya sean mengiyakannya
“Aku pikir dulu” sean beanjak dari bangkunya dan pergi meninggalkan anna yang masih bekemas
Sesampai anna di ruma dia lansung merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil memandang langit – langit kamarnya, mata anna sudah hapir terpejam namun dia terbngun karna suara pesan yang masuk dari ponselnya pesan itu ternyata dari sean dia mengirimkan alamat rumah nya pada anna, rasa kantuk anna hilang seketika begitu pun rasa lelahnya deangan cepat ia bersiap dan berangkat kerumah sean
Anna tiba di rumah sean, sean yang menunggunya di luar dari tadi lansung menyuruh anna masuk ke rumahnya , sean lansung menuntun anna menuju kamarnya dalam perjalanan menuju kamar sean anna melihat sedikit rumah sean besar namun tak ada orang yang dia temukan disana.
“Tunggu bentar aku ambil minum” sean lansung turun setelah mengntar anna ke kamarnya, anna melihat – lihat kamar sean tak ada yang menarik hanya ada buku tebal yang terpajang disana ‘pantas dia pintar’ pikir anna dia sedikit takjub karan tak pernah melihat kamar yang seprti perpustakaan begini
Setelah sean kembali mereka lansung mengerjakan tugas, tidak banyak interaksi yang terjadi di antara mereka, anna dan sean sibuk dengan bagian mereka masing - masing .
“Cukup….” Terdengar suara bentakan dari lantai bawah, focus anna sedikit buyar tapi saat melihat sean yang masih tenang mengerjakan tugas dia pun melanjutkannya
“bagaiman bisa aku tenang “ sertinya ada orang yang berkelahi di bawah pikir anna, dia lagi – lagi melirik sean namun kini sean tak sedang mengerjakan tugas badan nya bergetar seperi orang yang menahan marah sean mengambil sepasang earphone dan memasangkannya pada anna , berharap anna tak mendengar apa yang terjadi dibawah. Meski memakai earphone suara perkelahian itu masih terdengar namun anna tidak terlalu peduli dan melanjut kan tugasnya. Setelah semuanya selesai anna mulai berkemas karna mamanya sudah menunggu di depan rumah sean karna bebrapa waktu lalu anna sempat menuruh mama menjepunya.
“Anna… aku harap kamu nggak dengar apa yang terjadi tadi” lirih sean pelan
“Aku kan pakai earphone jadi aku ga denger” anna berbohing pada sean, apapun yang dia dengar tadi anna tak mau menanyakan itu pada sean meski sedikit penasaran siapa yang berkelahi, tapi mlihat sean yang menahan amarahnya tadi anna membuang jauh - jauh rasa penasarannya.
…..
Setiap jam makan siang sean selalu duduk di bawah pohon sambil membaca buku dan memakan sebungkus roti. Dia tak pernah kekantin atau pun membawa bekal, mungkin dia malas berdesakan atau ribet membawa bekal.
“Sean…” sean menoleh dan menemukan anna yang membawa 2 kotak bekal dan 2 botol air mineral , anna lansung duduk dan memberikan salah satu kotak bekal dan air yang di bawanya pada sean.
“Nih makan” suruh anna “karna tadi mama masak banyak jadi aku bawa lebih, jangan nolak” sean tak jadi menolak dan memakan bekal yang di bawa anna itu.
“Na…”sea mengehtikan aktivitas makannya,
“Buat yang kemren itu…”
“Aku udah bilang sea aku ga denger, aku kan pake earphone”
Sean tiba - tiba membuka jaket betapa terkejutnya anna dengan apa yang dia lihat sekarang bayak bekas luka lebam pada lengan sean. Pantas saja dia selalu menggunakan jaket ke sekolah dan guru pun tidak ada yang melarangnya. Anna pikir karna dia anak kesayangan guru mangkanya dia di bebaskan melakuakan apapun.
“orang tua aku suka main tangan dari kecil na, aku di tuntut buat dapet peringkat tertinggi, meski aku udah dapat beasiswa mereka ga pernah puas dan bangga, selalu ada aja kekurangan aku di mata mereka seatiap ada masalah selalu aku yang jadi pelampiasan, sebenernya aku malu nunjukin ini semua”
“buat apa kamu malu, menurut aku ini bukan hal yang memalukan itu artinya kamu udah melewati fase berat dalam hidup kamu, kamu masih bertahaan dan berjuang bagi aku… kamu itu hebat. belum tentu kan orang lain yang ada di posisi kamu akan melakukan hal yang sama kayak apa yang kamu lakukan sekarang , jadi kamu itu orang yang tangguh sea” sean tak bisa menahan tangis rasanya semua beban yang ada kini telah mengup
“Makasi udh mau liat sisi lemah aku na…”Setiap orang punya alasan kenapa dia menjadi tertutup, setiap orang juga punya alasan kenapa dia menjadi dingin itu yang ada dalam pikiran anna, dia menguap pelan punngung sean untuk menenangknnya.
“Sea, seperti nya kita udah masuk, ayok” anna berdiri dan menyulurkan tangannya pada sean dengan senyum manis yang terukir di wajahnya, sean menerima tangan anna dan beranjak sembari menyeka bekas air matanya. Saat itu anna sadar bahwa dia suka pada sean, bukan karna rasa kasihan dari sebelum dia mengetahui ini pun dia sudah suka pada sean tapi tentu saja tidak sesuka sekarang.
….
Malam itu rintikan hujan menemani malam anna yang sedang sibuk melamun, pikirannya terus tertuju pada sean, jantungnya berdebar – debar dia ingin memberi tahu sean akan perasaanya namun dia juga takut mengungkapkan perasaanya pada sean, ahirnya dia memutuskan menelpon sean.
“Halo sea…”
“Iya naa”
“Aku..” “ini semua gara – gara kamu” terdengar suara terikan disana
“Ehm… aku lagi sama ortu di mobil jadi agak berisik”
“Hentikan aku sedang menyetir” “trus kenpa kalau kamu nyetir? kamu kira kamu ga salah?”
“Kalau gitu aku telpon nanti ya sea” baru saja anna ingin mematikan telpon, tapi di hentikan oleh sean
“Tunggu na…jangan di matin,temenin aku ngobrol, oh iya tadi kamu mau bilang apa?”
“Akuu…”
Bruakk!!!!!!
Terdengar suara yang besar“sea… sea…. seannn…” anna terus memanggil sean tapi sean tidak menjawab, rasa tkut dan kawatir menyelimuti anna, air mata anna mengalir. Itu adalah terahir kalinya anna mendengar suara sean, mobil yang melaju dari arah barat dengan cepat menabrak mobil sean ayah dan ibunya sean selamat meski dalam keadaan kritis namun…. Tidak dengan sean. Sean sempat di bawa ke ugd namun sayang nyawanya tak terselamatkan.
…..
“Sory na.. kita ga maksud ngungkit masa lalu kamu”
“Nga papa lea meski butuh waktu lama buat bangkit, tapi sekarang aku udah baik baik aja kok” anna tersenyum pada kedua temannya itu, dia yakin jika tuhan tidak mempersatukan mereka itu tandanya memang yang terbaik untuk mereka berdua
“Aku yakin sean sekarang udah bahagia di sana”
“Iya aku juga yakinn”.
“ Ehhhh bentar lagi masuk, yuk ke kelas” ajak anes
“ Kamu udah ga papa kan na?” Tanya lea, memastikan teman nya itu baik – baik saja
“ Iya aku ga papa”
“Jangan sedih ya na…”.
“ Iyaa nesss”
Bukk!!!!
“Aduhh…” anna terjatuh karna bertabrakan dengan seseorang
“Na kamu ga papa?” Tanya anes dan lea kawatir
“Aku..”
“Ehh… maaf kamu ga papa?” ‘sean’ anna terkejut karna wajah cowok yang menabraknya itu terlihat mirip dengan sean
“Kenapa diem?, maaf tadi aku buru - buru, ada yang luka ga?, bisa berdiri? Atau perlu di bantu?” anna lansung tersadar dan terkekeh kecil, apa mungki sean juga akan begini seandainya…. Ahh lagi – lagi pikiran itu.
“Hmm, bisa bantu aku berdiri, agak sakit dikit si” pria itu memapah anna berdiri, anes dan lea hanya menonton apa yang dilakuakan temanya itu.
“Perlu kedokter?”
“Nggak perlu, hehe..ngomong – ngomong nama kamu siapa?”
“Rey”
Segala sesuat yang sudah terjadi memang sudah jalannya, karna tuhan tau apa yang terbaik untuk kita.
Komentar (0)