Sekolah Hebat Berprestasi
Pengaruh Pembelajaran Di Masa Pandemi Bagi Generasi Penerus Bangsa Pada Era Globalisasi
Oleh
Naura Andiyan
Siswi SMA Negeri 1 Terara
Dewasa ini perkembangan teknologi sangat cepat sehingga kita dituntut untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Laju dalam perkembangan teknologi ini sangat berdampak pada semua sektor, terutama nya sektor pendidikan. Oleh sebab itu, pada bidang pendidikan sudah mulai menerapkan inovasi inovasi baru dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan arus informasi dan komunikasi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 19 pasal 20 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pemerintah Republik Indonesia menyatakan “Rencana proses pembelajaran meliputi silabus,rencana pelaksanaan pembelajaran,bahan ajar,metode pengajaran,sumber belajar,dan evaluasi prestasi belajar. Dalam mewujudkan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu harus sejalan dengan teknologi pendidikan yang sedang berkembang”. Disini peran guru sebagai sumber dan pembimbing sangat diperlukan.Akan tetapi,karna perubahan strategi belajar yang modern,sehingga terdapat perubahan peran guru yaitu hanya sebagai pembimbing, selanjutnya siswa dituntut untuk mengembangkan dan mengimplementasikan secara mandiri.Perubahan metode dan strategi pembelajaran ini disesuaikan dengan perubahan era.Hal ini juga selaras dengan perubahan abad ke-21 dimana terjadi pandemi covid-19 secara global.
Di masa pandemi ini,pemerintah sangat membatasi kegiatan belajar mengajar tatap muka di Sekolah,baik itu dari jenjang SD,SMP,SMA,maupun perguruan tinggi.Melonjaknya kasus covid-19 menjadi faktor utama pembelajaran dibatasi dan bahkan dihentikan untuk sementara waktu. Menangani situasi seperti ini,Pemerintah harus menyiapkan trobosan trobosan baru terhadap sistem pendidikan di era pandemi,contohnya seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ),melalui sistem e-learning. Menurut Peraturan Menteri Nomor 7 tahun 2020, pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Pembelajaran jarak jauh sudah dilaksanakan dari Maret 2020. Namun, sistem pembelajaran seperti ini dianggap kurang efektif sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yaitu pembelajaran tatap muka terbatas (PTM)
Dengan meratanya vaksinasi di seluruh Indonesia,pembelajaran tatap muka terbatas(PTM) menjadi pengganti dari sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran tatap muka terbatas yaitu program belajar secara langsung (luring) dengan meminimalkan anggota atau peserta didik sehingga menjadi lebih sedikit. Menurut Menteri Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan, saat ini sudah ada 91 persen sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas(PTM).Sisanya masih masih menggunakan program belajar online atau disebut daring. Ada beberapa syarat untuk melaksanakan PTM yaitu kapasitas maksimal 50 persen dan sudah di vaksin. Pembelajaran tatap muka terbatas di lakukan lebih awal guna meminimalisir ketertinggalannya murid dalam mengejar ketertinggalan materi dan mencegah terjadinya kesenjangan sosial antarmurid. Adapun hasil evaluasi yang dilakukan Kementerian Pendidikan,Kebudayaan dan Ristek menyebutkan bahwa pembelajaran tatap muka terbatas dapat menghindarkan dampak negatif bagi siswa seperti putus sekolah,kendala tumbuh kembang dan tekanan psikososial & KDRT. Selain itu,dengan adanya sistem pembelajaran tatap muka terbatas dapat mengefisienkan waktu dan memaksimalkan proses pembelajaran sehingga menjadi lebih evektif. Dengan waktu yang sesingkat itu, seringkali terdengar keluhan dari guru maupun siswa. Prmbelajaran tatap muka terbatas menyediakan waktu yang sangat singkat yaitu 3-4 jam menyebabkan materi tidak dapat tuntas dengan semestinya,sehingga harus mengejar di lain waktu. Pembelajaran jarak jauh (PJJ ) dan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) sama sama memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari Pembelajaran Jarak Jauh yaitu jaringan tidak memadai apalagi pada daerah daerah pelosok,keterbatasannya fasilitas,kurangnya minat siswa dalam belajar,kurangnya interaksi sosial antar siswa dan kuota internet yang mahal. Dampak positifnya yaitu metode pembelajarannya sangat praktis dan santai. Sementara itu Pembelajaran Tatap Muka Terbatas memberikan dampak negatif seperti waktu pembelajaran yang benar benar singkat,dan seringkali siswa lupa akan protokol kesehatan. Dampak positif yang diberikan berupa siswa lebih paham dan bersemangat dalam belajar,dapat bertemu dan berinteraksi langsung dengan guru maupun teman,mengurangi resiko siswa menikah dibawah umur dan guru dapat selalu memantau siswanya.
Selain itu,Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yaitu mengadakan tatap muka secara normal mulai dari 2 Januari 2022.Dengan di adakan kembali pembelajaran tatap muka diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan waktu dan strategi yang sudah disiapkan agar kegiatan belajar mengajar lebih terintegrasi dengan baik sehingga dapat memunculkan generasi yang lebih berkualitas di era pandemi ini.
Komentar (0)