Detail Opini Siswa

Opini / Siswa / Detail Opini Siswa

KEAJAIBAN SEBUAH MIMPI

Admin Sabtu, 26 Februari 2022 19:58 WIB 0 Komentar

KEAJAIBAN SEBUAH MIMPI

Oleh

Ziadatul Adawiya

Siswi SMA Negeri 1 Terara

 

      Di suatu sekolah terdapat dua remaja yang bersahabat sejak kecil, yang mempunyai sebuah mimpi. Mereka sekolah di SMA 1 BANDUNG, kelas 12,yang sebentar lagi akan ujian sekolah dan ujian masuk perguruan tinggi. Kedua remaja itu bernama Tira dan Maudy. Mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga sering mendapat hinaan dari temannya. Tira mempunyai mimpi untuk menjadi seorang Matematikawan, sedangkan Maudy bermimpi untuk menjadi Dokter spesialis bedah. Anehnya meskipun Tira ingin menjadi seorang matematikawan, namun ia tidak suka bertemu dengan angka-angka apalagi rumus yang membuat kepalanya terasa ingin meledak. Tira tahu bahwa, rumus memang menjadi hal yang wajib ada dalam pelajaran matematika dan fisika, yang merupakan pelajaran yang menjadi ujiannya nanti. Sebaliknya Maudy sahabatnya, sangat menyukai pelajaran matematika, ia menjawab dengan cepat jika ada soal matematika, namun dipelajaran yang lain Maudy sangat malas, sampai sering tertidur pada saat jam pembelajaran dimulai.

      Pada suatu hari, Tira berkata kepada Maudy;”ooh.... Astagaaa!!! Pagi ini kita harus bertemu dengan rumus-rumus yang menakutkan itu. Angka dan rumusnya membuatku sangat pusing menjadi faktor utamanya”. Lalu, Maudy menanyainya;” apa sebegitu bencinya kau dengan rumus sahabatku? “.Tira menjawab” Iya.. karna aku tidak begitu mengerti dengan rumus-rumus yang kita pelajari ini.. “.Tapiiiii.... kan kamu bermimpi untuk menjadi seorang matematikawan, sedangkan kamu tidak menyukai rumus kan? “kata Maudy. Tira menjawab lagi” iyaa juga sih.. Kamu benar, tapi aku ingin sekali menjadi seorang matematikawan, kelihatannya sangat keren dan orangnya sangat jenius “ . Maudy menjawab, “iya.. kamu benar, tetapi kamu harus menyenangi dan menguasai pelajaran itu dulu, sahabatku.. “.Ok.. Maudy! Aku akan mencoba lagi, demi impianku”, kata Tira.

        Tapi mereka masih belum berubah, Maudy semakin menjadi malas dan Tira yang masih memusuhi rumus yang membuat otaknya terasa ingin meledak.Padahal sebentar lagi mereka akan segera melaksanakan Ujian sekolah dan ujian masuk PTN. Mereka tidak ada peningkatan dalam belajar. Pada akhirnya, hari ujian sekolah pun tiba, ujian pertama adalah matematika. Mereka belum belajar apa apa untuk ujian tersebut.

        Pada waktu masuk ke ruang ujian, pengawas membagikan soal matematika, Tira sangat terkejut melihat soal tersebut, dia tidak bisa berbuat apa-apa, ia tidak bisa menjawab soal. Begitu juga dengan sahabatnya, Maudy yang merasa sangat kebingungan. Pada saat ujian selesai, perolehan nilai peserta ujian langsung diumumkan, Tira menjawab 1 jawaban yang benar, sedangkan Maudy menjawab 10 jawaban yg benar dari 20 soal. Saat mereka bertemu di luar ruangan ujian, mereka sangat sedih dan mulai menyadari bahwa sikap malas dan rasa takut pada rumus lah yang akan menghancurkan semua mimpinya. Sejak kejadian itu mereka mulai menuliskan mimpi-mimpinya pada selembar kertas dan ditempel pada dinding kamar dan diatas meja belajarnya, sebagai penyemangat dalam mewujudkan mimpinya.                                 

          Suatu hari, Maudy duduk termenung dimeja belajarnya. Jam dindingnya menunjukkan jam 3 pagi. Ia berniat akan belajar semaksimal mungkin, karna sebentar lagi akan diadakan ujian masuk perguruan tinggi serentak di Indonesia. Maudy tampak bingung mau belajar mulai dari mana. Akhirnya, langsung saja ia membuka bukunya dan mengerjakan soal semampunya. Pada saat Maudy tiba di sekolah, ia menjumpai sahabatnya. “Tiraa.....! “.teriak Maudy. Kemudian Tira menoleh kebelakang, “iya, kenapa? Ada apa sahabatku? “tanya Tira. “ Apakah kamu ingin belajar hari ini untuk menjawab soal bersama? “kata Maudy. “OK.. Tentu saja sahabatku..! Ayoo semangaat. ...! “kata Tira. Mereka belajar dengan sangat tekun supaya mereka bisa diterima di PTN, yang merupakan langkah awal untuk mencapai mimpinya.

           Akhirnya, waktu ujian untuk masuk perguruan tinggi pun tiba, Tira dan Maudy menjawab soal yang tipenya sangat sulit menjadi sangat mudah. Pada saat hari pengumuman, mereka dinyatakan LULUS di kampus ternama dengan jurusan yang mereka pilih. Tira memilih jurusan matematika dan Maudy mengambil jurusan kedokteran. Mereka  mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah, Karna nilai ujian mereka sangat tinggi.

            Keajaiban sebuah mimpi itu, berawal saat Tira dan Maudy menginjakkan kakinya di sebuah kampus ternama yaitu Universitas Indonesia, dengan tekad mereka yang sangat kuat untuk menuntut ilmu di kampus tersebut. Mereka tinggal di kost yang sama, dan menuliskan kembali mimpinya di lembaran kertas, kemudian ditempel di dinding kostnya, seperti pada saat SMA dulu.

           Pada suatu ketika, teman-teman  dari kampus Tira berkunjung ke kostnya dan mereka melihat banyak lembaran kertas yang tertempel di dinding, mereka membaca isi dari lembaran kertas tersebut, yang berisikan impian-impian yang ditulis Tira dan Maudy. Setelah itu, temannya berkata kepadanya, “hahaha..... , sudahlah kawan, itu kan cuma hayalan kalian, mana mungkin bisa tercapai, ingat ya.., jangan bermimpi ketinggian..!”. Kata temannya yang menghinanya. Lalu Tira menjawab dengan santai” Gak apa-apa kok, mimpi kita mungkin ketinggian, tapi siapa tahu suatu hari nanti jadi kenyataan “.lalu temannya menjawab” oke deh Tira, semoga saja impianmu itu bukan jadi pajangan dinding kostmu aja ya..! “.

           Kemudian, Maudy tiba-tiba menjawab “ Terima kasih telah menghina kami ya..! itu adalah sebuah dorongan semangat untuk menggapai mimpi kami nanti. Semoga kalian sukses juga ya..!. Kata Maudy sambil tersenyum. Semua temannya diam, dan segera pergi dari kost Tira. Mereka sudah terbiasa mendengar hinaan dari temannya. Namun Tira dan Maudy tidak pernah peduli akan hal itu. Mereka tetap semangat menggapai mimpinya. Maudy berkata pada dirinya sendiri” Mimpi itu tidak akan dapat digapai, jika bukan kita yang membangunnya. “kata ini yang membuatnya semangat untuk menggapai mimpinya.

          Waktu terus berputar, tanpa mereka sadari, setelah beberapa tahun selembar kertas di dindingnya, sekarang hanyalah menjadi sebuah coretan biasa yang mereka tempel sebagai penyemangat mengejar mimpi mereka, karna Tira dan Maudy telah menggapai satu persatu impiannya, harapan dan cita cita mereka yang telah mereka tulis di lembaran kertas tersebut, yang kini sudah tampak sangat berdebu dan usang. Sekarang, mereka sudah berhasil menjadi mahasiswa terbaik di luar negeri.

         Ada satu impian besar yang tertulis jelas pada kertas tersebut yang membuat Tira dan Maudy terharu dan terkesan, yaitu disaat Tira berhasil menggapai impiannya untuk menjadi seorang penemu dibidang matematika(matematikawan), ia melanjutkan S3 nya ke Negeri Sakura(Jepang). Sedangkan Maudy juga berhasil menggapai impiannya menjadi seorang dokter spesialis, yang melanjutkan pendidikannya ke Oxford University, Inggris. Mereka  sekarang telah menjadi profesor dan dokter termuda dan berprestasi di Negaranya sendiri Indonesia.

          Pada saat kembali ke Indonesia, banyak orang yang mengira bahwa mereka adalah anak orang kaya, karna bisa sekolah di kampus ternama, dan nilai-nilai ujian mereka selalu sempurna dengan IP 4.Teman teman dan warga sekitar yang pernah menghina, merendahkan, dan mencacinya, hanya bisa terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Tira dan Maudy kemudian berkata”Kami berdua adalah orang biasa, dari keluarga yang kurang mampu, bahkan hampir kami tidak punya apa-apa. Tapi, sekarang kami berhasil mewujudkan impian kami, karna hinaan kalian yang membuat kami berusaha sekeras mungkin untuk menggapai mimpi kami, agar kami bisa membuktikan bahwa kami bisa mewujudkan mimpi yang kalian pikir itu sangat tidak mungkin untuk kita gapai.. “.kata Tira dan Maudy sambil tersenyum.

           Orang-orang yang mendengar perkataannya terdiam, karna takjub atas prestasi serta tekad yang begitu kuat dari Tira dan Maudy untuk menggapai mimpinya, meskipun sering diremehkan dan direndahkan banyak orang.

 

“Beranilah bermimpi, karna jika kita berani bermimpi, matahari yang sangat panas pun bisa kita genggam dengan mudah”.

 


Bagikan ke:

Apa Reaksi Anda?

0


Komentar (0)

Tambah Komentar

Agenda Terbaru
Prestasi Terbaru