Sekolah Hebat Berprestasi
JALAN MISTERIUS
Oleh
Salwa Sabrina
Siswi SMA Negeri 1 Terara
Hai namaku salsa aku adalah seorang siswi yang masih duduk di bangku SMA. Sore ini sekitar pukul 05 : 00 pm aku mengendarai motorku dan segera pulang, aku pulang terlambat karena kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang membuatku pusing.
Hari sudah mulai gelap aku harus cepat pulang, pikirku. Sekolahku ada di kota sedangkan desaku berada di pegunungan yang berjarak 30 km dari sekolahku. Dikarenakan hari ini sudah mulai gelap aku pun terpaksa harus melewati jalan yang lebih dekat dengandesaku yaitu jalan yang dikenal dengan sebutan jalan misterius. Aku tak mengerti mengapa jalan ini disebut jalan misterius, tapi aku memberanikan diri melewatinya karena matahari sudah akan tenggelam. Jalanan mulai sepi karena daerah ini daerah tanpa perumahan hanya ada sawah di samping kanan kiri jalan. Ada banyak hal yang kudengar di jalan ini. Katanya banyak penampakan terjadi di sini dan tak jarangkecelakaan terjadi di sini. Ku bunyikan klakson motor ku tanda menghormati penghuni di sana. Perasaanku sangat aneh aku merasa ada yang mengikutiku, bulu kuduk ku semua nya berdiri tubuhku sangat merinding seperti ada sesuatu di belakang.
Saat ku lihat spion motor seperti ada seseorang di belakang padahal aku tak membonceng siapa pun. Aku pun menoleh ke belakang namun tak ada apa apa. Mungkin itu hanya halusinasiku saja. Aku pun kembali fokus menyetir namun tak terduga seorang anakkecil tiba tiba sudah berada di tengah jalan sambil menatapku tajam. Aku terkejut setengah mati, aku berusaha mengerem namun semuanya terlambat. Aku pun jatuh berguling dan tertimpa motor hingga terseret beberapa meter.
Darah mengucur deras dari kepalaku karena helm yang aku gunakan pecah dan terlepas dariku. Pandanganku kabur yang ku lihat anak kecil itu tersenyum menatapku dengan mata merah dan senyummenyeringai yang kejam. Di saat yang bersamaan sebuah mobil datang dari arah berlawanan. Aku menyerah dan menutup mataku.
“Kak, ayo main bersama ku” kudengar suara di sekitarku, aku pun kebingungan, kini aku berada dijalan misterius tadi. Apa yang sudah terjadi? Apa ini semua? Lalu kenapa aku ada di sini? Berbagai pertanyaan muncul di benakku.”
“Kak, main yuk” sebuah tangan mungil memegang seragamku, aku pun menoleh ke arahnya. Seorang anak laki - laki dengan baju putih dan celana levi’s sambil memegang sebuah bola.”
“Kamu siapa? Kenapa aku ada di sini?” Aku pun bertanya padanya.
“Aku? Namaku Roni, apa kakak mau bermain denganku?” Jawabnya imut.
“Tapi..” aku kebingungan harus menjawab apa, semua ini membuat kepala ku pusing.
“Roni! Sini nak” teriak seorang wanita yang berada di dalam mobil yang terparkir di bawah pohon beringin.
“Iya ma” ucap Roni menurut.
“ Nanti main sama aku ya kak” ucapnya sambil mendekati mamanya yang berada di mobil. Kulihat mobil itu sepertinya mogok dan wanita itu sedang sibuk menelepon seseorang. Aku hanya diam melihat Roni yang terus saja meminta mamanya untuk bermain bersamanya namun ia tak bisa karena sedang sibuk dengan ponselnya. Saat sedang bermain dengan bolanya tiba tiba saja bola itu terjatuh ke arah tengah jalan raya.”
“Ma, ambilkan bola Roni” pinta anak kecil nan gemas itu.
“Kamu ambil sendiri ya, mama lagi sibuk” ucapnya tak melihat arah jatuhnya bola.
Roni segera pergi mengambil bola miliknya tanpa melihat jalanan sepi atau tidak. Aku terkejut saat melihat sebuah minibus melaju sangat kencang ke arah Roni.
“Roni! Awas!” Aku hendak berlari namun tubuhku kaku.
Minibus itu menabrak tubuh kecil Roni hingga terpental jauh ke belakang sehingga membuat kaca mobil pecah, sepertinya minibus itu kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan. Tubuh kecil Roni tak bergerak, tubuhnya bersimpah darah, kaki dan badannya tertancap kaca mobil dalam sekejap darah menggenang di sekira Roni. Aku tak kuat melihat semua ini air mataku menetes. Mama Roni yang menyadari hal itu langsung berlari ke arah Roni dengan menangis tersedu sedu ia memeluk tubuh anaknya yang sudah terbujur kaku. Nafasku memburu, kepalaku sangat pusing dan aku pun terjatuh.
~
Ku buka mataku perlahan, ada dimana aku? Itulah pertanyaan yang pertama kali ada di benakku.Tubuhku sangat sakit, aku tak bisa bergerak, semuanya suram.
Kudengar seseorang memanggil namaku aku tak bisa melihatnya pandanganku masih sangat kabur. Perlahan tapi pasti aku dapat melihat dengan jelas, ayah dan ibu berada di sisi ku. Mereka terlihat sangat khawatir padaku. Saat ku perhatikan sepertinya aku ada di rumah sakit dan dalam perawatan. Tubuhku penuh dengan perban dan berbagai alat yang tak ku ketahui nama dan fungsinya.
~
Hari sudah berlalu, keadaanku mulai membaik. Aku sendirian di ruangan karena kedua orangtuaku sedang keluar.
Tok tok tok…
Pintu pun terbuka, seorang suster masuk dengan membawa peralatan kesehatan. Ntah kenapa aku merasa dia sangat aneh. Dia berwajah pucat pasi, ia hanya diam ketika memeriksa ku. Dan meninggalkanku begitu saja saat selesai.
Tak lama masuk beberapa dokter dan perawat mereka kembali memeriksa ku. Aku kebingungan kenapa aku diperiksa lagi? Padahal belum lebih dari 10 menit suster itu memeriksa ku, dan aku pun bertanya kepada dokter mereka menjawab tak tau ada suster yang memeriksa terlebih dahulu.
Sebenarnya aku takut, aku takut kalau suster tadi itu bukan manusia. Tapi aku berusaha berpikir positif.
~
Seminggu kemudian aku sudah bisa berjalan walau belum di bolehkan pulang oleh dokter. Aku sudah sangat bosan berbaring di kasur aku pun berniat pergi mencari udara segar di luar. Ku berjalan di koridor rumah sakit begitu sepi disini. Bayangan hitam lewat dengan sangat cepat di depan ku Saat menoleh ke arah belakang, aku terkejut suster yang waktu itu memeriksa ku sudah ada di belakang ku.
Dengan wajah pucat nya ia berkata” ikuti aku”.
Aku ragu namun ia sudah berjalan di depan ku. Ntah kenapa, rasanya ada yang menarik ku untuk mengikutinya. Aku pun mengikutinya dengan rasa takut. Perlahan langkah kaki suster itu berubah menjadi merah darah.
Apa itu? Pikirku
Saat ku lihat lebih jelas, kaki suster itu mulai berubah menjadi hitam dan terdapat banyak sekali luka sayatan yang mengeluarkan banyak sekali darah bercampur belatung. Darah mulai menggenang di lantai.
Ia berhenti berjalan. Perlahan lahan ia menolehkan wajahnya padaku. Kini wajahnya berubah menjadi sangat menyeramkan. Kulitnya terkelupas sebagian tengkorak kepalanya hancur. Denah sorot mata yang tak ke arah ku. Tubuhku kaku aku tak bisa menggerakkan tubuhku. Tubuh suster itu terjatuh dan berjalan dengan cara merangkak ke arah ku. Aku sungguh ketakutan dan menutup rapat mataku. Bahkan untuk berteriak pun aku seperti tak mampu.
“Kak! Aku Roni “ suara anak kecil yang pernah aku dengar sebelumnya.
Aku pun membuka mataku suster itu sudah menghilang kini di hadapanku ada seorang anak kecil dengan tubuh penuh luka persis seperti apa yang kulihat di mimpiku setelah kecelakaan itu. Kaki dan badannya tertancap kaca yang terus mengeluarkan darah segar. Tangan kanannya hancur sehingga hanya menyisakan tulang dan daging yang remuk.
“Ka… kamu Ron…i?” Tanyaku terbata bata.
“Iya kak, terima kasih sudah bermain dengan ku, sehat selalu ya” ucapnya sambil tersenyum dengan penuh daah itu.
Ada kesedihan di wajahnya yang membuatku sangat sedih dan terpukul. Bila aku mengingat bagaimana cara ia meninggal secara mengenaskan aku merasa kasihan padanya. Aku pun memberinya senyuman sambil meneteskan air mata. Perlahan ia pun menghilang. Jauh setelahnya aku mendapat kan cerita lagi bahwa di jalan itu pernah terjadi kecelakaan, dan korbannya adalah seorang anak kecil. Akibat kelalaian dari ibunya yang tak melihat anaknya yang sedang bermain di tengah jalan. Sejak saat itu mulai banyak terjadi kecelakaan kecil, banyak yang bilang anak kecil itu mencari teman bermain dan mengobrol dengannya.
Tamat
Komentar (0)