![](https://sman1terara.sch.id/storage/01-cms-website/sman1terara.sch.id/editor/lddDilxdR52AWWPPCS6Kar5D4RJ9fsb1zAv0zOWc.jpg)
MODEL PEMBELAJARAN DEBAT SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMBELAJARAN YANG KOMPLEKS UNTUK MENGHADAPI PENDIDIKAN ABAD 21
OLeh
Hj.Baiq Marlia Sofiani , S.Pd
Guru SMA Negeri 1 Terara
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan tersebut dapat dikembangkan dengan berbagai macam model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skils (HOTS)) adalah salah satu kecakapan yang dibutuhkan pada Abad 21 karena keterampilan berpikir lebih tinggi sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global.
Sejalan dengan karakteristik pembelajaran dalam Kurikurum 2013 seperti yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015, maka krakteristik pembelajaran Abad 21 dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut “berpusat pada peserta didik, guru harus lebih banyak mendengarkan peserta didiknya saling berinteraksi, berargumen, berdebat dan berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi peserta didik. Mekanisme pembelajaran harus dapat interaksi multi-arah yang cukup dalam berbagai bentuk komunikasi serta menggunakan berbagai sumber belajar yang kontekstual sesuai dengan materi pembelajaran. Guru harus berusaha menciptakan pembelajaran melalui berbagai pendekatan atau model pembelajaran melalui berbagai pendekatan atau model pembelajaran, termasuk penggunaan TIK. Beers menegaskan bahwa strategi pembelajran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai kecakapan Abad 21 harus memenuhi kriteria sebagai berikut : ingkatkan kesempatan aktivitas belajar yang variatif, menggunakan pemanfaatan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran berbasis projek atau masalah, keterhubungan antar kurikulum ( cross-curricular connections ), focus pada penyelidikan/inkuiri dan investigasi yang dilakukan oleh siswa, lingkungan pembelajaran kolaboratif; visualisasi tingkat tinggi dan menggunakan media visual untuk meningkatkan pemahaman , menggunakan penilaian formatif termasuk penilaian diri sendiri.
Penguasaan satu kompetensi ditempuh dengan berbagai macam metode dan model pembelajaran yang dapat mengakomodir gaya belajar siswa auditori, visual, dan kinestetik secara seimbang sehingga diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kecakapan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada pendidikan Abad 21 adalah model pembelajaran debat. Oleh karena model pembelaaran debat ini adalah salah satu model pembelajaran yang kompleks yang di dalamnya sudah terdapat semua strategi pembelajaran, mulai dari inkuiri larning (IL), discovery learning (DL), problem based learning (PBL) sampai pada project based learning. Selain itu, model pembelajaran debat juga relevan dengan karakteristik pembelajaran Kurikurum 2013 dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015.
Model pembelajaran debat adalah model pembelajaran berbicara yang tidak hanya monoton satu arah. Model pembelajaran debat mengarahkan peserta didik untuk berbicara dengan beradu argumen dari dua kelompok yang telah diatur untuk selalu beda pendapat. Kelompok yang pertama adalah kelompok yang setuju dengan permasalahan yang diberikan atau disebut juga dengan kelompok pro. Dan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak setuju terhadap permasalahan yang diberikan atau disebut juga dengan kelompok kontra atau oposisi. Permasalahan yang dibahas di dalam debat, disebut juga dengan istilah Mosi. Model pembelajaran debat ini sangat relevan untuk mendukung dan meningkatkan kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada pendidikan Abad 21. Selain mendukung dan meningkatkan kecakapan-kecakapan pada pendidikan Abad 21, model pembelajaran debat juga berguna untuk meningkatkan keterampilan berpikir lebih tinggi atau berpikir HOTS peserta didik. Seperti kita ketahui bahwa saat ini, kita berada pada era globalisasi yang semuanya serba bebas sehingga diperlukan insan-insan yang dapat berpikir kritis. Dan insan-insan yang dapat memandang suatu persoalan secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itulah, kurikulum pendidikan di negara kita berorientasi pada pendidikan Abad 21. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, maka peserta didik harus menguasai empat kecakapan yang terdapat pada pendidikan Abad 21 yaitu kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill), kecakapan berkomunikasi (Communication Skill), kreatifitas dan inovasi (Creativity and Innovation), dan kecakapan hidup dalam berkarir. Dan melalui model pembelajaran debat, empat kecakapan tersebut dapat dikuasai oleh peserta didik.
Ada beberapa alasan mengapa model pembelajaran debat ini sangat berguna untuk mendukung kecakapan-kecakapan pada pendidikan Abad 21 yaitu:
- Meningkatkan kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah pada peserta didik Dengan menerapkan model pembelajaran debat dalam proses kegiatan belajar mengajar maka akan dapat meningkatkan kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah pada peserta didik. Mengapa? karena di dalam debat, peserta didik dibiasakan untuk memandang sebuah permasalahan secara menyeluruh atau global dan lintas mata pelajaran. Sebelum sampai pada pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan tersebut, peserta didik terlebih dahulu akan melakukan tahapan-tahapan ilmiah, mulai dari mengumpulkan data-data dari permasalahan yang akan didebatkan. Kemudian mereka akan melakukan tahap menganalisis data untuk mengidentifikasi data, fakta dan contoh yang relevan dengan permasalahan atau disebut juga dengan Mosi. Tahapan berikutnya peserta didik akan mensintesis dan mengevaluasi fakta, data dan contoh tersebut untuk membangun sebuah argumen-argumen atau ide-ide yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mendukung atau menolak Mosi tersebut. Selain itu, untuk membangun argumen-argumen atau ide-ide,tahapan mensintesis dan mengevaluasi data, fakta dan contoh juga digunakan untuk membangun solusi-solusi atau pemecahan masalah dari sebuah permasalahan yang ada atau dari sebuah Mosi. Solusi-solusi yang ditawarkan dalam sebuah kegiatan debat harus disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu, solusi yang ditawarkan dalam sebuah kegiatan debat harus bersifat praktis, dalam arti solusi tersebut bisa dilaksanakan dalam jangka pendek atau dalam bentuk program yang nyata. Selain membiasakan anak untuk selalu berpikir kritis dan memandang sebuah permasalahan secara menyeluruh tidak dari satu sudut pandang saja, model pembelajaran debat juga dapat melatih dan membiasakan anak untuk berpikir ke masa depan atau melakukan prediksi-prediksi terhadap sebuah permasalahan. Hal ini dimungkinkan karena dalam kegiatan debat, anak atau peserta didik akan terbiasa berkonsentrasi dan mengkritisi setiap argumen-argumen yang disampaikan oleh tim lawannya, serta mereka juga akan melakukan prediksi-prediksi terhadap argumen-argumen yang akan disampaikan selanjutnya oleh lawannya. Prediksi-prediksi tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan sanggahan untuk menyanggah argumen-argumen tim lawan.
- Melatih dan membiasakan peserta didik berkomunikasi dengan baik dan lancer. Melalui model pembelajaran debat, peserta didik akan terlatih dan terbiasa berkomunikasi dengan baik dan lancar. Dan mereka juga akan terbiasa untuk menyampaikan argumen-argumen atau ide-ide atau pemikiran secara runtut dan sistematis, serta mereka terlatih dan terbiasa untuk mempertahankan pendapat mereka dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar, akan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berbicara di depan umum. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam kegiatan debat, peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk mampu mengomunikasikan argumen-argumen atau ide-ide atau pemikiran-pemikiran mereka dan mereka dapat mempertahankan pendapat dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara runtut dan sistematis kepada orang lain. Mereka yang terbiasa melakukan kegiatan debat akan terlatih dan terbiasa mengomunikasikan ide-ide atau pemikiran-pemikiran mereka baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena kegiatan debat melatih dan membiasakan anak untuk terlebih dahulu menuangkan argumen-argumen atau ide-ide atau pemikiran-pemikiran mereka dalam bentuk tulisan setelah itu baru mereka akan mengomunikasikannya secara lisan di depan orang lain. Melalui model pembelajaran debat juga menumbuhkan dan meningkatkan rasa kepercayaan diri anak untuk bisa berkomunikasi di depan umum secara runtut dan sistematis, serta secara baik, benar, lancar dan efektif, dengan tetap memperhatikan etika dalam berkomunikasi baik bahasa verbal maupun bahasa tubuh mereka. Dan kegiatan debat tidak hanya terbatas pada satu bahasa saja tapi multi bahasa.
- Menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan menerapkan model pembelajaran debat dalam proses belajar-mengajar, maka dapat menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Mereka akan terlatih dan terbiasa untuk menuangkan ide-ide, gagasan-gagasan dan kreativitas yang mereka miliki dalam bentuk komunikasi lisan maupun tulisan. Melalui kegiatan tersebut, siswa juga dapat menggali dan menumbuhkan ide atau gagasan baru dari Mosi yang dibahas dan dari argumen tim lawan. Karena di dalam debat peserta didik tidak hanya menyampaikan argumen atau ide-ide mereka saja tetapi dalam kegiatan debat peserta didik juga dilatih dan dibiasakan mencari kebenaran tentang Mosi yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Kemudian dari kebenaran tentang Mosi tersebut, peserta didik akan menggali kreativitas mereka dan melakukan inovasi-inovasi untuk memberikan solusi atau pemecahan masalah yang bersifat inovatif dan praktis. Selanjutnya dengan kegiatan debat, akan dapat melatih dan membiasakan peserta didik saling bekerjasama dengan timnya, dapat beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab sebagai anggota tim, bekerja secara produktif dengan yang lain. Mampu berkompromi dengan anggota tim yang lain demi tercapainya tujuan. Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan debat, dibagi menjadi dua tim,yaitu tim Pro dan tim Kontra, setiap tim terdiri dari 3 anggota, yang masing-masing akan berperan sebagai pembicara pertama, pembicara kedua, dan pembicara ketiga. Ketiga pembicara tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang harus mereka laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Setiap anggota tim harus bisa berkolaborasi dengan anggota tim lain demi tercapainya kemenangan tim.
- Peserta didik akan memiliki kecakapan hidup dalam karier mereka. Apabila model pembelajaran debat diterapkan secara maksimal di intrakurikuler maupun ekstrakurikuler maka peserta didik akan memiliki kecakapan hidup dalam karier mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada metode dan model pembelajaran yang sempurna. Akan tetapi minimal metode dan model pembelajaran itu akan berguna bagi kehidupan peserta didik. Salah satu model pembelajaran di dalam kelas yang cocok diterapkan di dalam kelas yaitu model pembelajaran debat. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah terdapat satu KD tentang debat,yaitu KD 3.13 dan KD 4.13 yang terdapat pada materi kelas X semester genap. Akan tetapi alokasi waktu untuk materi tersebut sangat singkat sehingga diperlukan model pembelajaran debat yang dapat digunakan di semua mata pelajaran. Model pembelajaran debat merupakan salah satu model pembelajaran yang tidak hanya dirasakan manfatnya oleh peserta didik saat belajar di sekolah saja tapi peserta didik juga dapat merasakan manfaatnya saat berada di masyarakat dan terlebih lagi kegiatan debat ini akan bermanfaat di masa depan bagi peserta didik yang sudah terbiasa berdebat. Model pembelajaran debat ini adalah salah satu model pembelajaran kurikulum 2013 yang harus dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami potensi, minat dan bakatnya dalam rangka pengembangan karir, baik jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun karir di masyarakat. Beberapa manfaat metode debat bagi kecakapan hidup yaitu peserta didik dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka, peserta didik dapat lebih mudah berkolaborasi dan beradaptasi di lingkungan masyarakat. Serta peserta didik yang sudah tebiasa berdebat, mereka akan memiliki kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking yang baik sehingga kemampuan mereka ini akan menunjang karir mereka di masa dapan. Pernahkan Anda memperhatikan hampir semua orang yang sukses di dunia ini adalah para pembicara ulung? Presiden pertama kita bapak Soekarno, almarhum Steve Jobs, Mark Zuckkerberg, Barrack Obama, Oprah Winfrey, atau Sheryl Sandberg, adalah orang-orang sukses dari bidang yang berbeda. Tapi mereka memiliki kesamaan, yaitu memiliki kemampuan public speaking. Seperti saat ini, kita bisa lihat mereka yang memiliki kemampuan public speaking akan memiliki karir yang cemerlang. Profesi yang bisa mereka geluti antara lain, mereka bisa menjadi kepala Negara, anggota legislatif, kepala daerah, mentri, mereka bisa berkarier di bidang entertainer bahkan menjadi pengusaha/CEO yang sukses. Pendidikan Abad 21 menuntut untuk menguasai empat kecakapan (4C) dalam menghadapi era globalisasi sehingga diperlukan metode dan model pembelajaran yang tepat dan dapat mengimplementasi strategi pembelajara kurikulum 2013 untuk menguasai empat kecakapan tersebut. Dan model pembelajaran debat adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menjawab tuntutan tersebut. Melalui model pembelajaran debat, peserta didik dapat berpikir kritis dan dapat menemukan solusi yang tepat, peserta didik dapat berkomunikasi dengan lancar, logis dan efektif, peserta didik dapat berkreatifitas dan berinovasi dalam hidupnya dan peserta didik dapat memahami kecakapan hidupnya. Oleh karena begitu besar manfaat model pembelajaran debat bagi peserta didik maka model pembelajaran debat harus dilaksanakan secara maksimal. Model pembelajaran debat ini tidak hanya dilaksanakan di dalam proses KBM ( kegiatan belajar mengajar ) atau intrakurikuler saja tetapi harus dijadikan sebuah ekstrakurikuler di sekolah.
-
Komentar (0)