Sekolah Hebat Berprestasi
Lombok Timur-Kurikulum merdeka yang memberikan keleluasan kepada peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Salah satu pendidikan karakter yang berlandasan Pancasila atau diberi nama Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergontong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
SMA Negeri 1 Terara mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (IKM) terutama projek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pada semester ini, ada dua tema yang diangkat oleh SMAN 1 Terara diantaranya Bineka Tunggal Ika dan Kearifan Lokal. Dalam kesempatan ini, hari sabtu ( 9/11) kemarin, setelah peserta didik mempelajari kedua tema tersebut, dimana peserta didik melakukan aksi praktik baik dalam tema Kearifan Lokal dengan topik Sorong Serah Aji Krame dalam kegiatan panen karya P5. Minggu, ( 10/11)
Model pembelajaran berbasis projek ( P5) terus mendapatkan perhatian serius, SMAN 1 Terara salah satunya. Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat ( Humas) H. Lalu Muhammad Thayib, S.Pd., menyebutkan sekolahan kami menggelar sebuah even dengan tajuk Gelar Karya P5 mengangkat tema Kearifan Lokal. Sementara, topiknya Prosesi Sorong Serah Aji Krame. Acara ini sebagai wujud praktik baik siswa/i dan dapat menunjukan capaian setelah mempelajari tema Kearifan Lokal. Ujar H. Lalu Muhammad Thayib saat ditemui sebelum kegiatan dimulai.
Sementara, wakil kepala sekolah bidang kurikulum Lalu Irpahlan, S.Pd., menyebutkan ada dua tema dalam model pembelajaran berbasis projek ( P5) yang menjadi fokus pembelajaran di kelas X dan XI yaitu Bineka Tunggal Ika dan Kearifan Lokal.
“Tema Bineka Tunggal Ika siswa mempelajari tentang sebuah prinsip menekankan pada persatuan ditengah keberagam yang ada dan mengajak siswa/i sesuai dengan konteks materi yang ada dalam modul di buat oleh koordinator tentang Bineka Tunggal Ika, agar siswa/i lebih mengenali, memahami, dan menghargai keberagaman masyarakat baik itu suku, agama, kepercayaan, dan karakteristik individu lainnya. Begitu juga dengan tema kedua yakni kearifan lokal siswa/i mempelajari kearifan lokal yang ada di Sasak Lombok. Salah satunya, proses Sorong Serah Aji Krame. Katanya.
Pengawas dari KCD Dikbud Kabupaten Lombok Timur di damping langsung oleh pengawas pembina SMAN 1 Terara Toto Raharjo, M.Pd., ikut menghadiri gelar karya P5 ini. Ia menyebutkan bahwa SMAN 1 Terara dapat memberikan parktik baik. Panen karya ini dalam mengangkat tema kearifan lokal dengan topik Prosesi Sorong Serah Aji krame menjadi pembelajaran makna yang berpusat pada siswa. Ujarnya.
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki tradisi unik menjelang pernikahan bernama tradisi kawin culik, tradisi kawin culik dikenal dengan nama ‘ merariq’ menjadi salah satu kearifan lokal suku Sasak Lombok ini.Proses pernikahan adat ini juga sudah dijalankan oleh masyarakat Sasak secara turun temurun bahkan diwariskan dari generasi ke generasi. Adapun tahap prosesi kawin culik diantaranya. Pertama, Merarik. Kedua, Sejati Selabar. Ketiga, Nuntut Wali. Keempat, Soronng Serah Aji Krame. Kelima, Mbale Ones Nae.
Sorong Serah Aji Krame merupakan sebuah tradisi biasanya dilaksanakan ketika terjadi proses pernikahan orang Sasak. Sorong serah berarti serah terima, sementara Aji Krame berarti aturan. Dengan demikian, Sorong Serah Aji Krame proses ini dapat dikatakan sebagai proses pengesahan pernikahan yang memiliki sebuah nilai diatur dalam hukum adat.Selain itu, aktivitas Sorong Serah Aji Krame berfungsi untuk mengharmoniskan masyarakat susku Sasak yang berkonflik akibat merariq.
Praktik baik Sorong Serah Aji Krame dalam gelar karya P5. Siswa/i SMAN 1 Terara dalam penampilan sabtu kemarin menunjukan praktik baik yang luar biasa, baik dari pihak mempelai laki-laki ( selaku Semajie) maupun pihak perempuan ( Selaku Penampi) yang membuat para penonton sebagai pengisi acara di akhir kegiatan memberikan tepuk tangan.
Setelah kegiatan Sorong Serah Aji Krame. Selanjutnya, kegiatan prosesi Nyongkolan.Berdasarkan rute kegiatan nyongkolan ini pengantin mulai berjalan dari halaman depan sekolah sampai lapangan basket diiringi oleh Gendang Beleq SMAN 1 Terara.
Selanjutnya, setelah kegiatan Nyokolan acara makan Begibung. Makan Begibung sebagai tradisi dilakukan oleh masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok. Begibung merupakan tradisi makan bersama kerap kali dilakukan saat dihelatnya sebuah acara di daerah Lombok misalnya, saat acara merariq ( pernikahan) seperti saat ini dalam gelar karya P5 oleh SMAN 1 Terara mengambil tema Kearifan Lokal dengan topik prosesi Sorong Serah Aji Krame. Tidak sekedar makan bersama atau tradisi Begibung ini mengandung banyak sekali makna seperti meningkatkan kebersamaan, susah- senang, pahit- manis, semunya dirasakan bersama. Kegiatan gelar karya P5 SMAN 1 Terara berjalan dengan lanjar. Siswa/i baik yang bertugas maupun sebagai pendamping menunjukan praktik baik proses Sorong Serah Aji Krame saat berlangsung di tengah lapangan basket. Kegiatan ini berjalan selama kurang lebih empat jam. *** ( De)
Komentar (0)